Kamis, 23 Maret 2017

10 paradox terkenal

1. Ship of Theseus
Ship of Theseus atau dikenal juga sebagai Theseus Paradoks adalah paradoks tentang identitas suatu materi. Dalam mitologi Yunani Theseus pergi dengan sebuah kapal untuk mengalahkan Minotaur yang selalu meminta tumbal dari penduduk Athena. Kapal tersebut terbuat dari 100 potongan kayu. Agar kapal tersebut dapat berlayar untuk berabad-abad, perbaikan demi perbaikan dilakukan. Setiap tahunnya 1 potongan kayu yang sudah tua dan lapuk akan diganti oleh potongan kayu yang baru. 
Pertanyaannya : Apakah kapal tersebut adalah kapal Theseus yang sama atau sesuatu yang sama sekali baru dan berbeda? Jika tidak pada titik manakah itu berhenti menjadi kapal yang sama?
Jika memang hal itu merupakan kapal yang sama, coba pertimbangkan jika semua kumpulan kayu yang rapuh yang telah digantikan dengan potongan yang baru tersebut dibuat ulang menjadi kapal Theseus yang sama. Manakah kapal yang benar-benar kapal Theseus?
Paradoks ini menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar tahu tentang identitas suatu materi.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
2. Omnipotence Paradoks
Omnipotence berasal dari kata bahasa latin yaitu omne artinya segalaya/ semaunya dan potence artinya kuasa. Sehingga Omnipotence dapat diartikan sebagai maha kuasa. Paradoks ini adalah paradoks klasik yang banyak dipertanyakan oleh orang-orang Ateis. Paradoks ini mengatakan bahwa;
"Jika Tuhan maha kuasa, dapatkah ia membuat batu yang sangat berat sehingga Tuhan tidak sanggup mengangkatnya?"
Dalam hal ini ada dua analisis, yang pertama adalah apabila jawabannya adalah ya, maka Tuhan tidak maha kuasa karena Ia tidak mampu mengangkat benda tadi, dan jika jawabannya tidak maka Tuhan juga tidak maha kuasa karena Ia tidak dapat menciptakan benda seperti yang dimaksud.
Kembali lagi ke kita sendiri, bagaiman kita dan iman kita percaya pada suatu hal.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
3. Monty Hall Paradoks
Monty Hall Paradoks atau Masalah Monty Hall adalah sebuah teka-teki yang melibatkan probabilitas dan berasal dari sebuah acara permainan Amerika 'Let's Make a Deal' atau seperti 'Super Deal 2 Milyar' di Indonesia. Isi paradoks tersebut adalah;
"Apabila anda berada dalam suatu acara kuis di TV dan diberikan pilihan untuk memilih salah satu dari 3 pintu. Di belakang salah satu pintu terdapat mobil sementara 2 pintu yang lainnya terdapat kambing. Misalkan kamu memilih pintu No. 1, pembawa acara yang tahu apa isi di balik pintu tersebut akan mengatakan untuk membuka pintu No. 3 yang mana berisi kambing. Kemudian pembawa acara tersebut berkata kepada anda "Apakah anda ingin memilih pintu No. 2?" 
Pertanyaannya adalah apakah mengalihkan pilihan anda ke pintu No. 2 merupakan pilihan yang tepat? atau berpegang teguh pada pintu No. 1 juga pilihan yang tepat?
Masalahnya adalah ke-3 pintu tersebut sama-sama memiliki peluang 1:2 karena salah satu pintu telah dibuka. Dan bagaimana jika isi dari masing-masing pintu tersebut dapat diganti?
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Source Monty Hall
4. Paradoks Anak Panah
Misalkan kita membagi waktu sebagai "deretan masa-kini". Kemudian kita melepaskan anak panah. Di setiap "masa-kini" anak panah menduduki posisi tertentu di udara.
Oleh karena itu anak panah dapat dikatakan diam sepanjang waktu.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Source Zeno's Arrow
5. Paradoks Achilles dan Kura-kura
Achilles adalah kesatria perang Troya, di dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai manusia tercepat, suatu ketika ditantang berlomba lari dengan kura-kura. Namun kura-kura ini sangatlah unik, dia adalah makhluk filsafat jadi tidak akan ditemukan di dunia nyata, kura-kura selalu berjalan dengan kecepatan setengah dari kecepatan Achilles.
Peraturan lomba:
1. Jarak finish dari perlombaan ini adalah 100 meter.
2. Titik awal/ start kura-kura berada pada posisi 50 meter, sementara Achilles berada di 0 meter.
3. Kecepatan kura-kura setengah dari Achilles.
Game dimulai.
Kura-kura berjalan begitu juga Achilles. Saat Achilles mencapai 50 meter, kura-kura mencapai posisi 75 meter. Saat Achilles mencapai 75 meter, kura-kura mencapai posisi 87,5 meter. Pada saat Achilles mencapai posisi 87,5 meter, kura-kura mencapai posisi 93, 75 meter begitu seterusnya.
Pertanyaannya adalah kapan Achilles dapat menyusul kura-kura? Siapa yang memenangkan perlombaan?
Jawabannya adalah Achilles tidak akan pernah dapat menyusul kura-kura dan keduanya tidak akan menang karena tidak akan pernah mencapai garis finish.
Paradoks ini dibuat oleh seorang filsuf Zeno (490-435 SM). Dan baru dijawab dengan matematika modern 2000 tahun kemudian.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
6. Grandfather Paradoks
Grandfather paradoks atau paradoks kakek merupakan paradoks yang sangat terkenal yang pernah dibuat. Paradoks ini mengatakan bahwa apabila kamu pergi ke masa lalu, kemudian di masa lalu tersebut secara sengaja atau tidak sengaja kamu membunuh kakekmu sendiri saat masih kecil, berarti jika demikian maka ayahmu tidak akan pernah terlahir dan kamu tidak akan pernah ada. Tetapi disini kita tahu bahwa kamu hidup di masa depan dan melakukan perjalanan ke masa lalu.
Pertanyaannya : Apakah hal itu mempengaruhi masa depanmu? 
Jawabannya adalah meskipun kamu membunuh kakekmu, itu tidak akan mempengaruhi keberadaanmu kelak di masa depan. Kamu dan ayahmu pada masa depan tetap ada sementra kamu dan ayahmu pada masa saat kamu mengunjungi masa lalu tidak akan pernah ada. Hal ini tidak akan mempengaruhi masa depan karena masing-masing dunia memiliki masa depannya sendiri.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
7. Unexpected Hanging Paradox
Seorang tawanan akan dihukum gantung pada siang hari pada hari kerja pada pekan ini, akan tetapi eksekusi ini akan menjadi kejutan untuk tawanan tersebut. Dia tidak akan tahu pada hari apa dia akan dieksekusi sampai pengeksekusi mengetuk pintunya pada siang hari. Tahanan tersebut membuat gambar untuk menyimpulkan pada hari kapankah ia akan dieksekusi. Analisanya adalah seperti berikut;
1. Tahanan akan dieksekusi pada siang hari pada hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) dalam satu pekan ini.
2. Eksekusi tersebut akan menjadi kejutan untuk tahanan karena tidak akan diberitahukan kapan ia akan dieksekusi.
Dalam analisis tersebut tawanan menyimpulkan eksekusi tidak akan terjadi pada hari Jumat, sehingga ia berasumsi lagi eksekusi tidak akan dilakukan pada hari Kamis, maka begitupula dengan hari Rabu, Selasa, dan Senin. Sehingga ia bernafas lega karena ia tidak akan pernah dieksekusi. Namun pada hari Rabu tiba-tiba sang pengeksekusi mengetuk pintu sang tawanan. Sang tawanan terkejut karena dia kira ia tidak akan pernah dieksekusi, dan hari itu adalah hari Rabu. Pada saat itulah sang tawanan tersebut dieksekusi dan kata-kata sang pengeksekusi menjadi kenyataan.
NB: Sang tawanan mengambil kesimpulan apabila dia tidak dieksekusi pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis maka ia akan tahu bahwa ia akan dieksekusi pada hari Jumat dan hal tersebut bukanlah kejutan karena sang tawanan sudah tahu harinya dan melanggar point No. 2.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Source Gallows
8. Paradoks Tukang Cukur
Pada suatu kerajaan hanya terdapat satu tukang cukur rambut dan di daerah itu terdapat aturan-aturan yang harus ditaati yaitu;
1. Semua warga harus mencukur rambutnya.
2. Semua warga tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain.
3. Semua warga harus mencukur rambutnya di tukang cukur.
4. Tukang cukur hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri
Pertanyaannya : Siapa yang mencukur rambut si tukang cukur?
Mengingat aturan kedua, tukang cukur tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain. Aturan ketiga mmengatakan bahwa tukang cukur harus mencukurkan rambutnya ke tukang cukur, yaitu dirinya sendiri. Kalau begitu ia telah melanggar aturan ke-4 yaitu hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri. Lalu, siapakah yang mencukur rambut si tukang cukur tersebut?
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Source Barber
9. Paradoks Epimenides
Paradoks Epimenides atau paradoks pembohong. Paradoks ini salah satu paradoks yang terkenal sepanjang sejarah. Paradoks ini berbunyi:
"Epimenides si orang Kreta mengatakan bahwa semua orang kereta adalah pembohong."
Rangkaian premis berikut ini akan membuat kita pada dua kesimpulan yang bertentangan;
1. Jika apa yang dikatakan Epimenides benar benar, ia bukan pembohong.
2. Jika Epimenides bukan pembohong, apa yang dia katakan tidak benar.
3. Jika apa yang dikatakannya tidak benar, maka ia adalah pembohong.
Kesimpulan Pertama: Jadi, ia adalah pembohong dan bukan orang jujur.
1. Jika yang dikatakan Epimenides benar, ia bukan pembohong.
2. Jika ia pembohong, apa yang dikatakannnya tidak benar.
3. Jika apa yang dikatakannya tidak benar, itu berarti dia adalah orang yang jujur.
Kesimpulan Kedua: Jadi, ia adalah orang jujur dan bukan pembohong.
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Source Epimenides

10. Paradoks Burung Gagak
Carl Gustav Hempel yang menggagaskan paradoks ini, yang menyamarkan atau mempertegas garis batas antara pemikiran logika induktif dan intuisi. Paradoks ini pada dasarnya mengataka bahwa:
1. Semua gagak itu hitam.
Jika menggunakan logika saja, maka pernyataan tersebut memiliki kontraposisi, dan kontraposisi tersebut berbunyi;
2. Semua yang tidak hitam bukan gagak.
Dengan menggunakan logika itu, maka dapat diambil pula pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan 2 logika sebelumnya:
3. Nevermore gagak peliharaanku berwarna hitam.
4. Apel (yang berarti bukan gagak) ini berwarna hijau (yang berarti tidak hitam).
Dengan menggunakan logika secara penuh, sebenarnya kedua pernyataan ini tidak dapat dibantah. Dikarenakan jika kita menganggap bahwa ada yang bukan gagak tetapi berwarna hitam, berarti pernyataan satu salah. Tetapi pernyataan 4 membuktikan bahwa yang bukan gagak memang tidak hitam, yang secara logika dapat diterima dan membenarkan pernyataan ke-2, yang merupakan kontraposisi dari pernyataan ke-1 yang secara intuisi adalah benar. 
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
Hasil gambar untuk indonesia
Bendera Indonesia

Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama, sementara kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia")..


Rabu, 22 Maret 2017

Sejarah Dota 2

Pada tahun 2002 Blizzard Entertainment merilis Warcraft 3: Reign of Chaos. Game ini membuat kehebohan tersendiri di kalangan modder (penggiat modifikasi sebuah game) Starcraft. Dengan game engine yang lebih baik dari Starcraft ditambah tools modifikasi yang lebih luwes menjadi salah satu penyebab kehebohan Warcraft 3 di kalangan modder Starcraft.
Pada saat inilah datang Eul, salah seorang modder yang berusaha membuat ulang AoS ke dalam engine Warcraft 3: ROC dengan menggunakan nama Defense of the Ancients atau DotA. Ketika masih ditangan Eul, DotA masihlah dalam tahap Alpha. Belum ada PvP lima lawan lima, hanya ada lima pemain melawan lima karakter hero yang dikendalikan oleh AI.

Kisah DotA pun Berlanjut



Setelah beberapa lama mencoba mengembangkan DotA, Eul mendadak hilang dari komunitas modder. Lalu datanglah seorang pengguna bernama Guinsoo dan Pendragon yang melanjutkan pengembangan proyek DotA. Mereka memodifikasi DotA milik Eul dan membuat DotA versi mereka sendiri yang berjudul DotA: Allstars. DotA: Allstars ini yang menjadi map DotA yang umum kita mainkan di Warcraft 3.
Seiring waktu jumlah pemain semakin banyak, pada saat inilah Guinsoo dan Pendragon mengajak Icefrog juga Neichus untuk turut membantu pengembangan proyek DotA. Berawal dari versi 4.xx, Guinsoo dan Pendragon terus terlibat dalam proyek DotA sampai versi 5.xx. Pemain semakin banyak dan kompetisi pun jadi bermunculan, sampai akhirnya map versi 5.84c v2 jadi map DotA paling stabil yang digunakan untuk kompetisi.
Pada versi awal map DotA, masih banyak hal yang belum muncul dalam game ini. Karakter Roshan baru muncul pada map versi 4.0a ketika Guinsoo pertama kali mengembangkan DotA. Beberapa hero seperti Tidehunter, Ursa Warrior, Atropos the Bane Elemental, Keeper of the Light, Tinker, Ogre Magi, Pudge, dan Sand King bahkan baru diperkenalkan pada map 5.xx.

Icefrog dan Dota 2


Sumber: imgur.com
Tahun 2005 setelah perilisan map DotA versi 6.00. Guinsoo dan Pendragon memutuskan untuk berhenti dari dunia modifikasi map. Proyek DotA pun akhirnya diteruskan oleh Icefrog sejak map versi 6.01. Memasuki tahun 2009 diketahui Guinsoo dan Pendragon ternyata bergabung dengan Riot Games dan membuat League of Legends. Meski begitu Icefrog masih terus memilihara map DotA sampai sekitar tahun 2010.
Tahun tersebut jadi titik tolak perkembangan DotA. Icefrog mengumumkan bahwa dirinya telah dipercaya oleh Valve untuk mengembangkan sekuel DotA yang berdiri dalam sebuah game sendiri bernama Dota 2. Tak seperti League of Legend ataupun Heroes of Newerth, Valve meyakinkan bahwa Dota 2 akan sama persis layaknya DotA. Sehingga para pemain lama tak perlu dikhawatirkan harus mempelajari mekanisme game dari awal lagi.

Kisah DotA Berlanjut di Dota 2

Pada 9 Juli 2013, Dota 2 akhirnya resmi terbuka untuk dimainkan secara umum. Modifikasi map Warcraft 3 tersebut pun akhirnya melanjutkan kisahnya dalam kemasan baru yaitu Dota 2. Sampai saat ini Dota 2 masih jadi salah satu game MOBA favorit. Di luar dari perdebatan yang ada di dalam komunitas, tetap saja Dota berkembang berkat antusias komunitasnya. Bahkan turnamen The International pun bisa jadi besar berkat dukungan komunitas yang turut menyumbang total hadiah yang didapatkan melalui Compendium.
Sampai saat ini sudah sangat banyak sekali perubahan yang terjadi pada Dota 2, mulai dari layout map, mekanisme hero, item-item baru dan lain sebagainya. Meski begitu perubahan-perubahan inilah yang membuat Dota tetap menarik dimainkan sampai saat ini.
Tag: dota 2, dota, warcraft, starcraft, moba, valve, icefrog

turki ustmani


Kesultanan Utsmaniyah (Turki Utsmaniyah: دولت عليه عثمانیه Devlet-i ʿAliyye-yi ʿOs;Turki Modern: Osmanlı İmparatorluğu), kadang ditulisKesultanan Turki, Kesultanan Ottoman atau Turki saja, adalah imperium lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299.[7] Seiring penaklukan Konstantinopel olehMehmed II tahun 1453, negara Utsmaniyah berubah menjadi kesultanan.

Peta bersejarah yang memperlihatkaneyalet (wilayah administratif) Kesultanan Utsmaniyah di Eropa dan Asia tahun 1890.

Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Suleiman agung, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika.

Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlahnegara vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.

Dengan Konstantinopel sebagai ibu kotanya dan kekuasaannya atas wilayah yang luas di sekitar cekungan Mediterania, Kesultanan Utsmaniyah menjadi pusat interaksi antara dunia Timur dan Barat selama lebih dari enam abad. Kesultanan ini bubar pasca Perang Dunia I. Pembubarannya berujung pada kemunculan rezim politik baru di Turki, serta pembentukan Balkan dan Timur Tengah yang baru.]