Rabu, 09 November 2016

Review Film The Jungle Book.


Hasil gambar untuk the jungle book
The Jungle Book
Anak Didikan Rimba, atau judul aslinya The Jungle Book adalah kumpulan cerita yang ditulis oleh Rudyard Kipling. Cerita-cerita ini pertama kali diterbitkan di majalah antara tahun 1893 - 1894. Publikasi aslinya juga berisi ilustrasi, beberapa oleh ayah Rudyard, John Lockwood Kipling. Kipling lahir di India dan menghabiskan enam tahun pertama masa kecilnya di sana. Setelah sekitar sepuluh tahun di Inggris, ia kembali ke India dan bekerja di sana sekitar enam-setengah tahun. Cerita-cerita ini ditulis ketika Kipling tinggal di Vermont.
Cerita-cerita di dalam buku ini, dan juga dalam The Second Jungle Book ("Buku Rimba Kedua") yang mengikuti pada tahun 1895 dan yang meliputi lima cerita lebih lanjut tentang Mowgli, adalah kumpulan fabel; cerita yang menggunakan hewan dalam cara antropomorfik untuk memberikan pelajaran moral. Ayat-ayat Hukum Rimba, misalnya, menggelar aturan untuk keselamatan individu, keluarga dan masyarakat. Kipling memasukkan hampir semua yang dia tahu, dengar, dan impikan tentang hutan India "Pembaca lain telah menafsirkan karya ini sebagai alegori politik dan masyarakat pada saat itu. Yang paling terkenal dari kumpulan cerita tersebut adalah tiga cerita yang mengisahkan petualangan Mowgli (dibaca: "mau-gli"), seorang "anak manusia" yang ditinggalkan dan dibesarkan oleh serigala di hutan India. Yang paling terkenal dari kisah-kisah lainnya juga "Riki-Tiki-Tavi", kisah heroik tentang seorang musang monggus, dan "Tumai Gajah", cerita seorang penegar gajah muda. Cerita tentang Kotik, sang Anjing Laut Putih mencari sebuah tempat di mana rakyatnya akan aman dari pemburu, telah dianggap sebagai metafor untuk Zionisme, pada awal dimulainya gerakan tersebut.Seperti halnya dengan banyak karya Kipling, masing-masing cerita didahului oleh sepotong ayat, dan dilanjutkan oleh yang lain.
Anak Didikan Rimba, karena nada dan pesan-pesan moralnya, telah digunakan sebagai buku motivasi oleh Pramuka Siaga, unsur junior gerakan Pramuka. Penggunaan alam cerita dari buku ini telah disetujui oleh Kipling setelah permohonan langsung dari Robert Baden-Powell, pendiri gerakan Pramuka, yang pada mulanya meminta izin penulis untuk penggunaan Permainan Memori dari novel Rudyard Kipling lainnya, Kim untuk digunakan dalam skema pengembangan semangat dan kebugaran pemuda kelas pekerja di kota-kota. Akela, karakter serigala pemimpin dalam Anak Didikan Rimba, telah menjadi tokoh senior dalam gerakan ini, nama yang secara tradisional telah diadopsi oleh pemimpin setiap kelompok Pramuka.
Hasil gambar untuk the jungle book

Kisah Mowgli sangat mudah diasosiasikan dengan Tarzan. Keduanya tinggal di hutan sejak kecil dan diasuh oleh binatang liar. Selain serigala, Mowgli juga diasuh oleh macan kumbang bernama Bagheera (Ben Kingsley), tidak lain yang telah memungutnya di hutan. Sebagai mentor, Bagheera melatihnya agar bisa beradaptasi dengan cara serigala. Namun naluri sebagai manusia selalu berontak keluar.
Suatu ketika, kekeringan melanda hutan. Hampir air di seluruh penjurunya menyusut. Tapi, ada tempat di mana genangan air tersisa. Karena penyusutan air tersebut, gundukan batu besar muncul di tengahnya. Para hewan berkumpul di sana untuk minum. Masa tersebut menjadi gencatan senjata bagi seluruh penghuni hutan.
Ini adalah sekuen paling menarik di sepanjang film. Bagaimana perdamaian diraih melalui bencana, digambarkan Jon Favreau dengan sangat mengagumkan. Saya tidak tahu harus berkata apa. Hanya saja sekuen ini begitu menarik perhatian saya. Semua jenis hewan baik mangsa mau pun pemangsa, dapat berkumpul dalam satu bingkai penuh makna.

Sheer Khan (Idris Elba), seekor harimau Bengal paling ditakuti tiba-tiba muncul di sana. Kedatangannya memberi ancaman bagi hewan lain. Tidak terkecuali bagi Akela. Sheer Khan merasakan keberadaan Mowgli sebagai sosok yang harus dienyahkan. Pengalaman buruk dengan manusia telah menumbuhkan kebencian besar dalam dirinya. Di sini kita belajar bahwa sebuas apa pun harimau, manusia adalah mimpi buruk bagi mereka.
Konflik dalam film diawali ketika Sheer Khan mulai memburu Mowgli. Demi keselamatan, Mowgli meninggalkan kawanan serigala meski berat hati dirasakan Raksha. Dalam petualangannya, Mowgli mendapatkan pelajaran baru. Ia belajar bagaimana menghormati alam dan penghuninya. Memahami kearifan binatang lain sebagai bagian dari kekayaan semesta.
“The Jungle Book” adalah film yang ringan untuk dipahami. Ini juga film yang sangat seru, menegangkan di satu sisi, dan mengharukan di sisi yang lain. Jika kita memahami konteksnya, film ini bercerita tentang pencarian jati diri. Mowgli telah dirawat serigala sejak kecil. Ia menjadi bagian dari mereka. Maka, pemecahan masalah di sini adalah bagaimana Mowgli bisa kembali menemukan “siapakah diri ini sesungguhnya.”
Hasil gambar untuk jungle book
Seperti Studio Ghibli, Disney kembali menciptakan dunia fantasi mereka sendiri di sini. “The Jungle Book” adalah tempat di mana Disney menumpahkan segala ideologinya mengenai kekuatan fantasi itu sendiri. Film ini adalah sajian sempurna yang kuat hampir di seluruh lini; pengarahan, naskah tulisan Justin Marks, performa keren para cast, dan tentu spesial efek!

“Avatar” (2009) telah menghentakkan dunia perfilman lewat spesial efeknya. Dengan film itu, James Cameron menunjukkan bahwa ia mampu menghadirkan universe sesuai ide-idenya. Tidak mau ketinggalan, Jon Favreau menantangnya dalam “The Jungle Book” ini. Hingga kini, “Avatar” masih membuat saya terkagum-kagum dengan sentuhan imajinasinya. Namun “The Jungle Book,” meninggalkan kesan yang lebih dalam dan hangat di hati.

1 komentar: